Kamis, 05 Juli 2007

BEDOYO SONGGO BUWONO


BEDOYO SONGGO BUWONO 99

KOLABORASI
SANGGAR SUPRANATURAL SONGGO BUWONO


Prof. DR. H. Damardjati Supadjar
Bunda Lia Hermin Putri


Didukung oleh
Bupati Bantul Drs. H. Idham Samawi,
beserta jajaran Pemkab Bantul – DIY






BEDOYO SONGGO BUWONO
REKONSILIASI NASIONAL
MELALUI BUDAYA


Bedoyo Songgo Buwono 99 (sangang puluh songo) adalah sebuah repertoire tari yang bersumber pada bentuk tari bedoyo Semang. Pada umumnya, pementasan tari Bedoyo Semang (Gaya Yogyakarta) ataupun Bedoyo Ketawang (Gaya Surakarta) menggunakan penari sejumlah 9 orang menurut kitab Wedhapradangga pencipta tarian Bedoyo adalah Sultan Agung dan Ratu Kencanasari yaitu Kanjeng Ratu Kidul (1613-1645). Sedangkan pada pementasan tari Bedoyo Songgo Buwono 99, akan menggunakan jumlah penari yang lebih banyak, yaitu sejumlah 99 orang penari. Bedoyo Ketawang misalnya menurut Sinuhun Paku Buwono X menggambarkan lambang cinta birahi Kanjeng Ratu Kidul pada Panembahan Senopati, segala gerak melambangkan bujuk rayu dan cumbu birahi, walaupun dapat dielakkan Sinuhun, Kanjeng Ratu Kidul tetap memohon agar Sinuhun ikut bersamanya menetap di dasar samodera dan bersinggasana di Sakadhomas Bale Kencana ( Singgasana yang dititipkan oleh Prabu Rama Wijaya di dasar lautan) dan terjadilah Perjanjian/Sumpah Sakral antara Kanjeng Ratu Kidul dan Raja Pertama tanah Jawa, yang tidak dapat dilanggar oleh Raja-Raja Jawa yang Turun Temurun atau Raja-Raja Penerus. Tetapi disini kita lahirkan Sembilan puluh sembilan penari yang masih virgin, cantik-cantik yang akan menggerakkan tangan dan tubuhnya dengan lemah gemulai, tubuh yang semampai berkulit kuning langsat dengan pakaian yang dikenakan dengan corak Parang Kusumo, Bangun Tulak, dan tidak dapat ditinggalkan Ciri hhas Sanggar Supranatural Songgo Buwono dengan kain Hijaunya, yang mana konon khabarnya kain hijau sangat berbahaya apa bila seseorang memakainya disaat sedang di Pantai Selatan. Pakaian Penari 99 tersebut terkandung makna magis yang sangat luar biasa, para Penari pun harus suci virgin dan juga melakukan berbagai ritual seperti Ziarah ke Makam Panembahan Senopati - Raja-Raja tanah Jawa dan Puasa 3 sampai 7 hari sebelum Pentas. Hal ini harus dilakukan karena tarian Bedoyo Songgo Buwono 99 ini sangat suci mengandung kesakralan dan sangat mistis. Dengan iringan Gending Ngesti Laras Songgo Buwono, 99 Penari Putri akan mengikuti nyanyian alam dalam gending yang ditabuh. Formasi mendambakan keharmonisan, keseimbangan, menunjukkan dua hal yang berbeda bisa menjadi satu kekuatan ketika bersatu tetapi bisa juga menjadi pertempuran atau konflik jika tidak ada penyelarasan. Gerak halus tangan-tangan indah disertai liuk tubuh 99 penari yang memancarkan kehalusan budi pekerti namun setiap gerak mengandung ilmu kekuatan alam yang sangat luar biasa dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia biasa tetapi dapat dilihat oleh mata manusia biasa suasana alam sekitar dan sekelilingnya, perubahan yang nyata.
Di sisi lain kita ajak meneladani para tokoh-tokoh leluhur Bangsa dan Negara ini begitu mencintai Bangsa dan Negaranya dalam berbagai keragaman Agama, Adat dan Budaya, Suku Bangsa, menjalin tali Silaturrahmi dengan Negara lain agar tidak terjadi perselisihan antar Bangsa, bersamaan itu kita ingat syair Sinom Tuladha: “ Nuladha Laku Utomo; Tumrapeng Wong Tanah Jawi; Wong Agung Ing Ngeksigondho; Panembahan Senopati; Kepati Amarsudi; Sudane Hawa Lan Nepsu; Pinesu Tapa Brata; Tan Nepi Ing Siang Ratri; Amemangun Karyek Nak Tyas Ing Sesami.” Konsep ritual dengan menggunakan tarian untuk melakukan Do’a, sudah sering dilakukan oleh orang-orang Jawa pada jaman dahulu. Mereka memaknai sebuah tarian dengan simbol-simbol tertentu sehingga Do’a dan puja yang dilakukan akan mudah untuk dikabulkan. Simbol tentang virginitas alam sebagai ungkapan perkawinan makrokosmos dan mikrokosmos, dengan menyatunya Jagad Gede dan Jagad Alit adalah konsep dasar dari repertoire tari Bedoyo Songgo Buwono 99 ini. Perkawinan Sultan Agung sebagai Sultan Mataram dan Kanjeng Ratu Kidul, dimaknai dengan sebuah perkawinan dengan alam yang virgin. Dan langkah itu dilanjutkan dan diikuti oleh para raja Mataram penerusnya.
Gamelan yang mengiringipun sangat keramat dan khusus dengan iringi Ladrang Eling-Eling, Ilir-Ilir dan Gending Bedoyo Songgo Buwono, membawa suasana pada ingatan manusia kepada para teladan Bangsa dan Leluhur, seperti Panembahan Senopati, Tokoh Legandaris dari Raja-Raja tanah Jawa. Tarian Bedoyo Songgo Buwono ini mengajak semua Manusia ingat atas perbuatan kita didunia yang tidak akan lepas dari coba dan bencana, musibah yang melanda Bangsa Indonesia, ingat akan Budaya Adiluhung- Nenek-Moyang kita, Ingat akan sesama umat manusia tanpa membedakan Ras, Suku, Golongan, Agama dan Bangsa lain dan Ingat akan alam, Ingat akan Tuhan YME. Sementara dari Bedoyo Songgo Buwono 99 diciptakan untuk mengajak manusia merenungkan, kita berasal dari mana , mau apa tujuan yang hendak dicapai kemana, Sangkan Paraning Dumadhi. Sehingga Pimpinan Sanggar Supranatural Songgo Buwono menghimbau, Bedoyo Songgo Buwono 99 sebagai tarian suci ini akan digelar dengan maksud dan tujuan mengajak manusia merenung dalam Do’a Manunggaling Kawulo Gusti, dengan ini agar ada kesatuan yang lebur jadi satu antara Kawulo (manusia) dan Gusti (Tuhan) tembang atau gending Eling-Eling dituntaskan dengan Sinom Tulodho bersamaan dengan terbentuknya Formasi Rakit Lajur dari Bedoyo Songgo Buwono, Harmonisasi, keseimbangan antara manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam semesta dan yang menjadi harapan antara manusia dengan Sang Pencipta nya.
Gamelan yang mengiringipun sangat keramat dan khusus dengan iringi Ladrang Eling-Eling, Ilir-Ilir dan Bedoyo Songgo Buwono, membawa suasana pada ingatan manusia kepada para teladan Bangsa dan Leluhur, seperti Panembahan Senopati, Tokoh Legandaris dari Raja-Raja tanah Jawa. Tarian Bedoyo Songgo Buwono ini mengajak semua Manusia ingat atas perbuatan kita didunia yang tidak akan lepas dari coba dan bencana, musibah yang melanda Bangsa Indonesia, ingat akan Budaya Adiluhung- Nenek-Moyang kita, Ingat akan sesama umat manusia tanpa membedakan Ras, Suku, Golongan, Agama dan Bangsa lain dan Ingat akan alam, Ingat akan Tuhan YME. Sementara dari Bedoyo Songgo Buwono 99 diciptakan untuk mengajak manusia merenungkan, kita berasal dari mana , mau apa tujuan yang hendak dicapai kemana, Sangkan Paraning Dumadhi. Sehingga Pimpinan Sanggar Supranatural Songgo Buwono menghimbau, Bedoyo Songgo Buwono 99 sebagai tarian suci ini akan digelar dengan maksud dan tujuan mengajak manusia merenung dalam Do’a Manunggaling Kawulo Gusti, dengan ini agar ada kesatuan yang lebur jadi satu antara Kawulo (manusia) dan Gusti (Tuhan) tembang atau gending Eling-Eling dituntaskan dengan Sinom Tulodho bersamaan dengan terbentuknya Formasi Rakit Lajur dari Bedoyo Songgo Buwono, Harmonisasi, keseimbangan antara manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam semesta dan yang menjadi harapan antara manusia dengan Sang Pencipta nya.

Simbol virginitas dicapai dengan menggunakan penari dengan kondisi yang masih virgin, cantik dan ayu. Sedangkan jumlah 99 orang merupakan simbol dari caraka (utusan) 99 yang suatu ketika akan datang untuk mbabar tentang virginitas alam dan akan mengakhiri goro-goro yang tengah berlangsung. Tarian Bedoyo Songgo Buwono 99, bukan suatu tarian untuk tontonan semata-mata, karena hanya dipergelarkan untuk tujuan ritual khusus dan dalam suasana yang resmi. Selama pergelaran tari ini berlangsung tidak dibenarkan ada orang yang makan, minum, merokok, karena hanya akan mengurangi nilai sakral dari ritual yang suci ini, untuk itu marilah kita sama-sama menghargai dan menghormati nilai Budaya Adiluhung Bangsa, sebagai warisan yang harus kita lestarikan. Namun kami sadar, tanpa ijin dari Sang Pencipta sebagai manusia biasa apakah mampu merealisasikan dan mewujudkan kegiatan yang telah kami rencanakan. Hanya pertolonganNya jua yang menjadi sandaran kita. Sebagai Pimpinan Sanggar Supranatural Songgo Buwono, kami mohon kesediaan semua pihak, untuk berpartisipasi, dan bersedia membantu untuk terwujudnya cita-cita bersama tersebut di atas.
Mari kita berpegang pada kebenaran dan kejujuran, dan bersama-sama menuju cita-cita ini sampai tahap yang kita harapkan.
Akhir kata, sebagai Pimpinan Sanggar Supranatural dan Penasehat Songgo Buwono, kami hanya dapat menghantar proposal ini dengan penuh harap pada rasa kebersamaan dan keperdulian Bapak Ibu untuk membantu sebagai donatur agar segera terselenggara Peletakan Batu Pertama Sanggar Pamelengan Songgo Buwono dengan iringan Tarian Suci Bedoyo Songgo Buwono 99 .
Semoga langkah kita bersama ini mendapat bimbingan dari Tuhan Yang Maha Esa dan Mendapat Berkah. Amin.

Bantul, 01 Juli 2007

Sanggar Supranatural
SONGGO BUWONO

Prof. DR. H. Damardjati Supadjar
Penasihat

Bunda Lia Hermin Putri
Pimpinan
081578802666





MOTTO :
“mamasuh malaning bumi - mangasah mingising budi”

LATAR BELAKANG


Keprihatinan bersama atas kondisi bangsa Indonesia, dalam semua aspek kehidupan, saat ini dan selanjutnya.
Perlu ditumbuhkan kesadaran kolektif seluruh elemen bangsa untuk bangkit dari keterpurukan.
Menyambung kembali benang merah yang telah putus dan kita jalin persatuan dan kesatuan.
Budaya dan Adat adalah akar bangsa, yang patut dilestarikan dan kita junjung demi kebanggaan dan harga diri sebagai Bangsa.
Bersama-sama kita membawa Indonesia Jaya.

TUJUAN

BEDOYO SONGGO BUWONO 99 yang akan kita gelar disaat peletakan batu pertama Sanggar Pamelengan Songgo Buwono sebagai pijakan untuk mengembalikan memori kita pada gagasan luhur yang mendasari lahirnya bangsa Indonesia
Menyatukan langkah - menjalin sinergi di antara semua elemen bangsa menuju kejayaan Indonesia dan menambah keakraban antar Bangsa dan Negara di Dunia.
Karena Adat dan Budaya adalah akar Bangsa yang harus kita lestarikan dan kita banggakan.

MANFAAT :

Terkikisnya benih-benih perpecahan yang merebak kuat sejak masa reformasi, akibat kesenjangan dalam hampir semua aspek kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Diharapkan tumbuh kembali rasa senasib sependeritaan sebagai satu Bangsa.
BEDOYO SONGGO BUWONO 99 diharapkan akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap adat/tradisi dan Budaya Daerah, sebagai cikal-bakal Budaya Nasional.
Tercipta rasa saling memiliki, saling menghargai dan menghormati di antara sesama anak Bangsa, sebagai perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di tengah derasnya arus globalisasi Dunia.


SASARAN :
Kebudayaan Dan Pariwisata

Budaya dan Pariwisata yang berperan sebagai Pemersatu antar Bangsa
Menjadikan nilai budaya sebagai acuan perilaku masyarakat
Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap budaya
Peningkatan daya kreasi di bidang seni serta nilai Budaya
Meningkatan kesadaran terhadap sejarah Bangsa
Peningkatan jumlah inventarisasi dan dokumentasi warisan Budaya Nenek Moyang
Dan melestarikan Dokumen/Arsip sebagai memori kolektif Bangsa

TEROBOSAN


Berdasarkan latar belakang, rumusan di atas, disusunlah Terobosan masalah sebagai berikut
Alangkah indahnya bila kita bergandeng tangan membawa Indonesia kembali jaya melalui Budaya, Doa dan Usaha untuk menjalin tali Silaturahmi antar Negara dan Bangsa
Berangkat dari kepedulian atas kondisi sesama anak bangsa, tercetus ide BEDOYO SONGGO BUWONO 99 sebagai langkah awal menyatukan rasa dan karsa untuk keluar dari belitan krisis berkepanjangan
Setiap ide kebangkitan selalu diilhami oleh tarikan mistis, dan menemukan akar pijakannya pada budaya sendiri ditandai dengan peletakan batu pertama Sanggar Pamelengan Songgo Buwono dengan iringan Gending dan Tari Bedoyo Songgo Buwono 99
Kita bangkitkan martabat dan kebanggaan sebagai Bangsa melalui pengembangan dan pemaknaan kembali nilai-nilai budaya serta tradisi luhur bangsa kita.


UCAPAN TERIMA KASIH

Kami Ucapkan Terima Kasih kepada

Bapak Drs. H. Idham Samawi, selaku Pelindung, beserta jajaran Pemkab. Bantul yang telah membantu hingga terwujudnya tari BEDOYO SONGGO BUWONO 99.
Bapak dan Ibu yang bermurah hati membantu pendanaan untuk terselenggaranya tari BEDOYO SONGGO BUWONO 99
Pada Sponsor dan pengusaha yang mendukung acara ini hingga terlaksana.

Tidak ada komentar: